12.16.2008

Masa Kamboja baru kutabur

layaknya inilah yang kau sebut pertempuran hati
dimana aku harus keluar masuk rahim lara
oh kau yang sedang menunggu waktu
sebegini nyatakah cerita ini menjadi kisah yang teruntai

jangan kau lupa katamu di dalam sesak-sesak nafasmu
terakhir ini aku membulir air mata untukmu
kutinggalkan kau sebab senjaku tiba
hitung butir pasir itu, lalu gumul ia menjadi jejak.setelah itu kau taburi kamboja dikuburku

yah begitulah
dimana yang tertinggal adalah aku
mengusung bayangmu selalu
hingga beribu musim berlalu

4 komentar:

Zulfahri mengatakan...

Pertempuran sejati...

Jenny Oetomo mengatakan...

Wah seru kali pertempurannya, salam

Anonim mengatakan...

lagi patah hati ya mas? :D
syarat jadi sastrawan itu hanya satu, yaitu selalu gelisah :D

ladangkata mengatakan...

wah wah...itu samsara yang nikmat...