Gerhana itu telah tiba
Menyelinap daun-daun mata
Menjadi seonggok batu kali
Menghimpit ku yang benam di dalamnya
Gerhana yang kuandai menjadi kebuntuan
Pekat dan menampar-nampar
Kedua belah tangan yang mengarah muka ku sendiri
Sudilah kiranya waktu memutar lagi saat purnama
Mengapa disaat gelap ini
Aku mengingatmu sang cahaya
Mengapa disenja merah
Aku menganiaya diri menjadi durhaka
Harap kembalilah
Aku dirundung cemas yang begitu menyiksa
Langkahku hampir usai
Tinggalah sesal yang ku bingkis untuk cerita anak cucuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar