8.28.2008

kabar untuk almarhum ayah

ayah
karena kerapuhan kah

hingga aku hanya bisa menangis pada puisi
karena terlalu pedihkah
hingga aku larut dalam dalam raksa hidup yang mengental menghitam
bukan genap atau ganjil
bukan..
bukan hitungan
dua dikurang satu sama dengan satu
bukan
ibu dikurang ayah sama dengan yatim
ayah pergi lalu ibu tinggal
ayah menuju keterpisahan
membuatkan batas yang tak mampu kutuju
kutuju untuk menemuimu sekedar mengaduhkan ibu
ibu yang semakin sendu
ibu yang selalu meyakinkanku
ibu adalah ketangguhan dalam kesendirian
menggiring hidupku
pada permulaan yang akan selalu mendekatkanku pada akhiran
akhiran kebahagian
atau aku celaka dan durhaka karena menghadiahi ibu
dengan sumber air mata tangis
lalu aku pergi kepada ayah
lalu aku pulang
lalu akau mengaduh lagi
ayah..
mengenang seperti apa lagi yang bisa menyusutkan rinduku
atau kulupakan saja
biar aku tak mengingatmu lagi
karena terlalu tinggi kuraih
kehadiranmu dalam anganku
yah...
ibu menangis lagi
ibu terisak lagi...
tapi bukan itu yang kusesali
karena kerapuhan sebabnya
karena pergulatan yang kering ini
karena kepedihan
karena pecahan kaca-kaca itu
kaca yang harus ditapaki
sementara telapak kaki belum begitu sembuh
ajari aku ayah
bagaimana membuat senyum ibu kembali
ini luka....
yang bercerita lalu entah
entah yang tak pernah dimengerti
oleh ku
dan oleh ku juga
berlalu bersama retak waktu
yang mengeping dan mengecil menjadi kenestapaan
lalu menitik pada keterpekuran
dan takkan pernah hilang
sekalipun telah melewati seribu malam-malam perenungan
pada bunga kamboja
yang masih kaku untuk kutaburkan
pada masa yang turut mengentakkan dalam kesadaran yang mengepung menjadi diam
selamat tinggal ayah
jika doaku sampai
cukup kirimkan aku senyuman
selamat tinggal ayah
esok jika aku bisa pulang
akan kujenguk makam mu
aku janji..
aku tidak akan menangis lagi

13 komentar:

Anonim mengatakan...

menangis itu tidak salah,
manangis itu tidak sama dengan lemah,
menangislah bila kau ingin menangis,
menangislah..,
jika denganya kau bisa merasa lega,
dan smoga setelahnya bisa kau jemput pelita
:)

Anonim mengatakan...

menangislah pengganti senyum yang hilang...
ingatlah kenangan bersamanya sebagai pengganti kerinduan yang sulit mencair...
dekaplah ibunda sebagai pengganti tubuh kekarnya...
berdoalah sebagai bukti anak yang berbakti....
maka "berdiri tegaklah segera" sebagai bukti kamu menyayanginya dan ibunda........
salam...

Anonim mengatakan...

nada puisinya sarat dengan kepedihan dan kesunyian, mas bambang. diksinya oke, maknya juga jelas dan gampang ditangkap. kalau boleh menilai, ini bisa digolongkan sebagai puisi naratif, tapi tak sampai terjebak pada sikap kenes dan sentimentail. terus berkarya, mas, salam kreatif. selamat menyambut bulan suci, mohon maaf lahir dan batin.

Anonim mengatakan...

puisi yang indah
sukses selalu

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk nurmarachman :
semoga saja.. trims atas apresiasinya. aku akan jemput pelitanya..

untuk multama
salam..
trims apresiasinya

untuk sawali tahusetya
selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir bathin.. trims apresiasinya.. semoga apa yang aku tulis bermanfaat...

untuk gelandangan
trims apresiasinya...
sukses juga mas

namaku wendy mengatakan...

goresan kata2nya bagus euy tp jadi pengen nangis hiks, terharu ehm inget suka brantem sm papa hiks, sm2 keras si orangnya, gak ada yg mo ngalah hehehe dosa yah padahal, laaa koq malah curhat on air dimari yak:p

Anonim mengatakan...

hik...hik... bapakku juga sudah meninggal
silahkan jenguk kuburan di http://andymse.soloraya.net/?p=57

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk wendy:
gpp kok wen kalo mau curhat
aku juga ingin merasakan seperti masih memiliki ayah.. sekalipun dari cerita dan ayah orang lain
aq rindu sekali memanggil ayah

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk mas andy :
selamat menunaikan ibadah puasa
trims apresiasinya
saya sudah buat ling ke blog mas dari blog saya.......

Anonim mengatakan...

ayah mengapa kau meninggalkan kami begitu cepat ayah kami masih butuh kasih sayang ayah yang halus ayah membelai rambutku dengan hati yang tulus ayah ku merindukan mu ayah....

ayah hari berganti tapi tiada yang seindah dulu ayah hari begitu sunyi tiada ayah oh ayah kembalilah ayah kami merindukan ayah....

Anonim mengatakan...

snyum yg trpenting...sobat qta sma tp tak ssdh yg ku rsa kan.... bersabar.......

Anonim mengatakan...

puisi2 anda sgt bagus, makna yang tegas, dikemas dalam bahasa kias yang sgt apik
elegi anda sgt beda, tidak monoton..
hatur nuhun sudah memberi imajinasi..

Ravitri mengatakan...

mangstab!!!!
Ijin share ya sob!