8.24.2008

innalillahiwainnailaihi rojiun


di ujung tiang biduk tua
tersembul ketidak pastian
mengayuh dan mengayuh
sampai patah kayuh

lamat-lamat riak berombak
mengamuk dengan sepasukan angin
terlunta-lunta nasib di tengah lautan
hidup ditanggung-tanggungkan

persinggahan turut benam
karang menghitam
mata kail tersangkut di mata
jala telah pula lupa terbawa

sejauh jauh ia berlari
sedekat dekat ia menanti
terbayang wajah istri terlentang di dipan
ditunggui anak yang membaca yasin

innalillahiwainnailaihi rojiun
bapak mati dibenam
ibu mati terdiam
tinggal anak bersama angan

doa didendangkan
yatim piatu menggigil
jenazah ditanam
air mata membasah nisan

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Memang hidup penuh perjuangan dan pengorbanan. Tak ayal kadang berakhir dengan peristiwa tragis. Laut tempat berjuang laut tempat mewujudkan anganangan.Laut adalah gelora kehidupan dimana kita akan terkubur di dalamnya manakala layar telah patah kayuh telah patah.
Dan di situlah doa dan tangis menyibak buihbuih yang terus juga membuncah menyisir pantai dan Tuhan pun berkata : Tiada yang kukasihi selain mereka yang sabar dan tabah.

Anonim mengatakan...

haahhh...memang suatu hal sulit untuk dilakukan tapi sangat mudah untuk dikatakan "Sabar ya"....
selalu ada titik klimaks di dunia..karena kurva tidak selalu naik....begitu juga dengan hidup ini tidak berjalan lurus

Anonim mengatakan...

.puisi sedih nih

Jenny Oetomo mengatakan...

Kematian adalah pintu gerbang menuju akhirat, jangan bersedih nak bankitlah dan sosonglah anganmu untuk menjadi kenyataan, Salam

Anonim mengatakan...

Serem kalo baca puisi beginian. Kayaknya belum siap kalo emnghadapi kenyataan seperti makna yang tersirat dalam puisi ini :(

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk adieska : kapanpun dan dimanapun dia pasti akan datang, sebab kematian adalah nyata..iya kan mas? siap2 aja yuk..he..he..

untuk mas jenny : semoga pintu gerbang yang indah

untuk elys welt : trims bget dah singgah.. tukaran link yuk

untuk mas arsyad : doa,, hanya doa... setelah usaha...

multama : iya nih bang.. tapi semoga gak tanjakkan terus

goresan pena mengatakan...

gaya tulis seperti ini sudah lama tidak saya jumpai, pernah juga saya coba tulis yang serupa, tapi sepertinya, tidak sesukses tulisan ini. saluttt....