8.23.2008

IDE GILA TENTANG BAHASA

Diskusi Bahasa

beberapa minggu yang lalu saya pernah berdebat serius dengan teman sekampus. kebetulan dulu kami sama-sama pengurus disebuah organisasi ekstra kampus di medan.. kami berdebat serius lebih kurang 3 jam.. saya dengan ide yang aneh menurut sobat saya,, dan dia juga dengan ide yang aneh menurut cara pandang saya.. dan itulah awal mulanya perdebatan dimulai..
saya tidak pernah sepakat bahwa bahasa inggris dijadikan sebagai bahasa internasional yang benar-benar harus kita pegang teguh... sebagai warga negara yang tinggal disebuah negara yang besar.. kita juga harus membuat peraturan bahwa bahasa di negara kita juga harus digunakan orang asing jika berkunjung ke negara kita, mengapa cuma kita yang harus mati-matian belajar bahasa inggris. mengapa mereka tidak belajar bahasa indonesia seperti kita belajar bahasa inggris.. di indonesia saat ini hampir semua lembaga pendidikan memasukkan pelajaran bahasa inggris ke dalam daftar kurikulum pendidikannya.. mengapa harus bahasa inggris, seharusnya kita orang indonesia juga harus memahami bahasa2 daerah yang ada di indonesia... budaya indonesia adalah kekayaan yang ingin dan tidak dimiliki negara lain, jika bukan kita yang melestarikannya lalu siapa lagi? jika tidak kita yang mengenalkannnya kepada orang lain lalu siapa lagi?
haruskah dengan bahasa juga kita dijajah... secara bahasa indonesia sangat kaya, mungkin kita hanya mengetahui secuil tentang bahasa2 daerah yang ada di indonesia.. tapi untuk bahasa inggris mungkin kita sudah lancar seperti bahasa indonesia, tapi bukan berarti saya menyempitkan pikiran saya tentang kefanatikan yang berlebihan tentang penggunaan bahasa,... tapi kapan lagi budaya indonesia ini bisa berkembang jika kita tidak mulai dari sekarang.. lembaga-lembaga pendidikan selama ini lebih menuntut kepada pemahaman tentang bahasa inggris.. akan tetapi bahasa daerah terlupakan.. memang ada beberapa sekolah di daerah-daerah yang mengajarkan mata pelajaran bahasa daerah akan tetapi itu sangat sedikit dan seringkali tidak maksimal.. dilakukan dengan setengah hati..

Ada apa dengan bahasa indonesia dan bahasa daerah
kembali kediskusi dan perdebatan dengan sobat saya..
ide ini berangkat dari kegelisahan saya tentang semakin minimnya pemahaman akan budaya negara sendiri.khususnya bahasa daerah. bukan tidak mungkin, suatu saat bahasa-bahasa daerah yang ada akan sangat sulit kita jumpain.. semangat sumpah pemuda memang menganjurkan bahasa indonesia, dengan itu kita menonjolkan nasionalisme dan kesatuan sebagai bangsa.. akan tetapi ini jangan sampai salah kaprah.. pelestarian akan budaya bangsa juga merupakan bagian dari semangat kecintaan terhadap indonesia.. jangan sampai kita terus-terus dicekcoki dengan kewajiban untuk belajar bahasa asing sehingga bahasa sendiri kita tidak tahu apalagi bahasa daerah... mungkin bukan hal yang mustahil ketika orang asing datang keindonesia kita akan menyambut dengan bahasa inggris, dan mereka tetap dengan bahasa inggris.. akan tetapi mungkin suatu hal yang sangat sulit dijumpai ketika orang indonesia berunjung ke negara lain maka kita akan tetap bisa berkomunikasi dengan bahasa indonesia dan mereka menyambut juga dengan bahasa kita...

seperti kata sobat saya, bahasa inggris adalah bahasa internasional, maka kita harus dan wajib bisa menggunakannya... saya sepakat dengan itu, lalu bagaimana dengan nasib bahasa negera kita sendiri dan bahasa daerahnya.. apa tidak bisa negara kita ini mengembangkan bahasanya sendiri,itu masih bahasa indonesia, bagaimana dengan nasib bahasa daerah...

kemandirian kita sebagai sebuah bangsa yang besar juga tentunya bisa membuat aturan main tentang penggunaan bahasa indonesia dan bahasa daerah... sehingga dengan aturan tersebut budaya dan bahasa bangsa ini yang begitu ragam bisa tetap lestari

Ide Gila
saya punya ide yang menurut sobat saya itu ide gila
sebagai salah satu cara mengenalkan bahasa indonesia dan bahasa daerah kepada negara lain adalah dengan mengefektifkan penggunaan bahasa indonesia dan bahasa daerah di instansi-instansi dan lembaga-lembaga yang ada dinegara ini.. kita mulai dari bandara,, misalnya pilot negara luar yang singgah di medan wajib mengucap salam dengan Horas,
dan antara pilot dan petugas bandara wajib berkomunikasi dengan bahasa batak.. begitu juga dengan di padang,jawa,kalimantan.pelembang,sulawesi sampai keirian jaya, mereka wajib menggunakan sapaan dan bahasa daerah tempat yang disinggahi, mungkin dengan demikian bangsa ini akan dihormati sebagai bangsa yang kuat dan merdeka

saya membuka ruang diskusi untuk ini
silahkan kirim komentar anda
apakah anda termasuk orang yang mengatakan ide saya ide gila atau sebaliknya, anda turut mendukung saya...



12 komentar:

Anonim mengatakan...

orang mengatakan bahasa inggris adalah bahasa international, sebetulnya itu adalah doktrin yang barang kali sudah mendarah daging dikepalanya...kita harus berani sekarang menjadikan bahasa kita sebagai bahasa tuan rumah dinegaranya sendiri......pernah ikut organ extra apa...?

Acyhome mengatakan...

apapun bahasanya, teh sosor minumnya, woloch malah iklan :P

Anang mengatakan...

bahasa daerah harus diselamatkan biar ga punah.. jadikan bahasa daerah sebagai aset bangsa

Anonim mengatakan...

Idenya lumayan gila hi hi..
Kalau boleh ikut nyumbang ide..gerakan cinta bahasa ini dimulai saja dari pemda masing2 buat brosur wisata dg bahasa daerah sekaligus terjemahannya,sebarkan ke wisatawan mancanegara yg berkunjung ke daerah kita..para petugas informasi bandara dan terminal keberangkatan juga wajib menyampaikan informasi dlm bhs daerah plus terjemahannya hi hi..emang ribet yach..tp kalau bisa membangkitkan nasionalisme kita kenapa tidak?
Thanks ya mas..blognya bagus,puisinya keren ..keep good writing {~.~}

Anonim mengatakan...

salam kenal mas Bambang.. ^_^
idealisme mas bambang terasa logis dan realistis. saya malah pengen bahasa indonesia jadi bahasa dunia. mimpi? biarin. saya percaya banyak hal diawali dg mimpi dan imajinasi yg akhirnya bertransformasi dalam hidup ini. jika tidak oleh saya, masih ada anak dan cucu saya, dan akan saya wariskan doktrin itu hingga abadi dalam tiap keturunan saya. idealis? betul, saya perlu menjadi seorang idealis, progressive revolutioner bahkan obsesif -dalam batas kewajaran- karena saya ingin hidup ini lebih dari sekedarnya..
tetap semangat!

Anonim mengatakan...

Jepang, Tiongkok, Taiwan,Malaysia dan lain-lain, negara ini sebagai contoh. Mereka mengutamakan bahasa persatuannya atau bahasa negaranya sedangkan bahasa asing sebagai bahasa penggali ilmu seperti literatur-literatur yang masih berbahasa asing. Nama-nama lembaga,toko dll menggunakan tulisan dan bahasa mereka sendiri.Bukan hanya bahasa tapi adatistiadat,seni dan budaya,arsitek bangunan spasifik negaranya yang selalu dipertahankan. Oleh karena itu agar kelangsungan Indonesia kita yang tercinta ini, pilihlah pemimpin-pemimpin bangsa yang patriotisme,peduli dengan kemakmuran rakyatnya,peduli dengan seni budaya daerah dan nasionalnya, peduli dengan pendidikan.Saya sangat pilu,biaya sekolah dan kuliah begitu mahal dan lulusannya belum tentu dapat pekerjaan, banyak sarjana jadi penganggura, apa lagi zaman otonomi ini rawan KKN. ,

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

makasih banyak dah kasih koment.. semoga saja bangsa ini bisa merdeka..
bahasa satu bahasa indonesia

Anonim mengatakan...

Kalau mau menguatkan ke-Indonesiaan, menurut gw selesai persoalan. Kalau pakai sistem loe, bahasa persatuan yg dikorbankan ke existensinya.
Menurut gw jg, di dunia ini tidak ada negara yg secara langsung mempromosikan bahasa mereka. Yg ada adalah dengan cara berkarya. Berkarya setinggi-tinggi dan sebesar-besarnya, hingga sampai titik dimana kita lebih tinggi dalam suatu bidang lebih dari negara lain, dan mereka harus belajar bahasa kita untuk mempelajari hasil karya kita tersebut.
Kalau promosi2 bahasa aja, menurut gw enggak bakal ada yang mau. Buat apa? Buat ngomong sama orang Indonesia, trus, ngomong apa? Apa yg bisa mereka pelajari dari kita? Ada. Tentu saja ada, tapi tidak cukup banyak dan hal2 tsb berkisar tentang kehidupan sosial dan budaya saja, yakni hasil karya bukan generasi sekarang, melainkan hasil karya generasi2 nenek moyang kita.

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk yaqon.. saya pernah ikut organ ekstra Himpuna Mahasiswa Islam Fakultas Sastra USU...
semoga kita bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendiri...

untuk acy... simple bnget ya.. kbetulan gak suka sosro..sukanya es teh manis he..he

untuk cantigi
salam kenal mas..idealisme tetap perlu sampai kapanpun, sebab disana ada nilai-nilai keluhuran budi. terkadang saya pernah terpikir untuk membuat seminar tentang pembedahan idealisme.. sering saya diskusi dengan teman tapi tetap mendapatkan penolakan dengan alasan idealisme adalah nilai-nilai subjektif yang tidak bisa dipaksakan...

untuk arsyad indradi :
ada gak mas budayawan yang memiliki jiwa kepatriotiseman yang menjadi capres ?boleh juga tuh.. saya siap jadi relawan tim pemenangannya..he..he

untuk camo :
generasi sekarang kebanyakan stagnan dalam berkarya.. kita euforia dengan kemajuan jaman ini.. sring kali nilai-nilai budaya yang mengajarkan keseimbangan hidup manusia kita kesampingan,,, sekarang materi menjadi penentu segala urusan.. kita seringkali tidak sempat untuk sejenak peduli dengan kondisi bangsa yang carut marut ini.. jangankan untuk mengingat bahasa, lagu kebangsaan saja terkadang kita lupa

untuk sasie kirana :
wah ide yang bagus,, kemarin saya tidak terpikir ksitu.. yok kita selamatkan budaya bangsa kita.. zaman boleh maju.. tapi bukan berarti kita lupa dengan masa lampau negara ini..

untuk anang :
sepakat mas.. sepakat sekali....

Nb : bagi teman-teman bloger yang pengen sumbang sarang tentang cara-cara jitu menyelaatkan bahasa dan aset budaya bangsa kita ini seilahkan kirimkan komentar anda...
trims atas diskusinya

Anonim mengatakan...

Ide gila, tapi lumayan menarik. Kalo nggak gila ya saya nggak bakal tertarik. Kalo menurutku sih boleh juga ide itu.

Kita di daerah X, maka wajar memahami budaya X, bahasa X, dsb. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Masuk ke kandang kambing ya mengembik. Kalo ke kandang ayam ya petak pethok. Hik Hik.

Tapi ide untuk mempelajari bahasa asing juga baik. Intinya diseimbangkanlah. Antara kebanggaan kita sebagai bangsa dengan kepentingan praktis. Belajar bahasa asing itu kan bagi saya terkait dengan kepentingan praktis, agar kita bisa mendapatkan ilmu2 dari luar juga.

SALAM

the green mengatakan...

wah serru neh...
lo saya setuju ma boeng..
menurut saya ini hanya masalah kebiasaan saja
dan ahirnya menjadi kewajiban.
start yang harus kita lakukan adalah dari kita,keluarga,anak2 kita kelak dengan lebih dahulu menanamkan kebanggaan terhadap bahasa daerah dan bahasa nasional. hidup indonesia...
horas...!!!! mator sakalangkong (terima kasih,madura)

Usup Supriyadi mengatakan...

sepatu (sepakat dan setuju)

banyak orang berhasil karena ide gila, bukan?

ha ha ha