11.27.2008

Maut di Setangkai Mawar

hush..
jangan kau rendam takutku sampai mengigil begitu
cabut saja baik-baik seperti tembang kenanangan yang mengalun pelan
atau kau selipkan kabarmu pada setangkai mawar
sampai aku merasakan kau ada setelah aku menciumnya sampai ketiduran

sajak tentang kematian yang dicandatawakan
adalah ketakutan atas perlakuan bejatku
yang tega menghamili buaya di kandang singa
adakah maaf kebinatangan itu kudapatkan

kembali dosa menjadi kelakar pada sajak ini
mungkin saja aku menghibur diri
sebab sudah terlalu lama aku lupa cara bertaubat
uh.. aku lalai dalam waktuku sendiri

setelah canda tawa dan kelakar sajak usai
aku lupa beristigfar
ternyata maut benar-benar datang
menghadapku dengan amarah

apa jadinya
saat nyawa tercabut meronta-ronta berdarah-darah
pintu maaf sudah terkunci rapat
mampukah aku bersajak tantang siksa kubur
dengan kelakar?
dengan canda tawa?
dengan setangkai mawar?

Tidak ada komentar: