Bersama bayang-bayang wajah yang bercermin pada lukamu
Begitu banyak cuplikan-culikan entah tanpa rasa
Datar begitu saja menjadi segerombolan mimpi
Menjelma disetiap nyanyian malam
Desah hujan
Menyadarkan gerak-gerak mu yang menindih dedaunan jati kering
Tanpa pesan menantang atau mundur
Sampai titik penyadaran itu membentuk menu-menu harahapan
Menjadi lekat kental
Deritamu ku genggam menjadi keajaiban kesadaran
Menandakan batas-batas perlawanan
Mari ibu tua berairmata
Ikat erat harap yang menjadi kekuatan maha dahsyat
Sunggingkan senyuman lalu ucapkan selamat tinggal pada penderitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar