10.28.2008

Antara Syair dan Penyair

pada sebuah pelita tidak bersumbu
aku menaruh harap pada malam menelikung gelap
mengikis apa saja
termasuklah cinta didalamnya

salah siapa camar menari di perbukitan
tak ingin menegur debur ombak
lebih manantang di pokok-pokok menjulang
pulang lah penyair berkelam-kelam

syair pun curiga
mengapa betah berlama-lama
sedangkan hidup tak ini saja
oh.. telah tergadai masa dalam semunya

2 komentar:

goresan pena mengatakan...

aku membaca tulisan ini berulang-ulang...
apa yang kau ceritakan sobat? belum lagi bisa kutangkap. hehehe...

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk goresan pena :
itu yang ku harap mbak
sebab selama ini mbak jarang bingung membaca tulisan aku..he,,,he
ini aku tulis,,
ketika menulis puisi hampir mengisi seluruh waktu. dari pagi sampai malam sampai pagi lagi..
begitulah seterusnya
dan itu kadang menyita seluruh waktu untuk aktifitas lain
so di ending,,
ternyata hidup tak ini saja
sebab apa yang dilakukan masih terlalu semu..