10.16.2008

Amukan Tiada Bermata

Ceritanya, tersuruk sebuah catatan lama di sangkutan baju
Menggelantung bercumbu dengan udara
Lepaslah desah desah keriput
Tapi nyata menjelma bak kunang-kunang

Mulanya disiangi cinta dengan bulu-bulunya
Diperapian dikobarkan apa saja
Hingga lepas semua dan tanggal perekatnya
Namun ia menghantuinya dengan sebangsa ajian tanpa penawar

Luka menerawang menjelama dalam kutukan-kutukan
Penyeselan bertasbih gencar
Apa saja bergemuruh seperti suara maha memekikkan
Mengalirlah darah dari duapasang telinga dan mata

Cinta ditanggalkan
Dilumat bersama amukan amarah yang berputar kesetanan
Cemburu membabi buta melesat jauh dan laju
Menamparkan diri dalam wajah apa saja yang menampungnya

Berteriaklah apa saja yang menghadang
Demi cinta aku memulainya
Demi cinta Aku menyudahinya
Biarlah tidak bersisa
Sampai tidak berbekas

22 komentar:

Anonim mengatakan...

udah lama saya gak mnkmati liukan pena yg mnari2 mnuliskan puisi... Bgtu tiba dsni sya udah dsmbut dengan halamn2 yg pnuh dngn puisi.. Luar biasa.. Salam kenal..

Anonim mengatakan...

Hei, kata-katamu kuat, Kawan!

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk Ardy Pratama:
trims apresiasi dan kunjungannya mas
salam kenal

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk DM
trima kasih apresiasinya mas
akan menjadi spirit untuk terus belajar

Anonim mengatakan...

nice poem :)

Anonim mengatakan...

salam kenal...puisimu benar2 ekspresif...meluap dan mengundang inspirasi. thanks kunjungan ke blgos-ku. sekalian minta ijin blogs-mu kucantelin di links-ku

Multama Nazri mengatakan...

Saya singgah berjalan untuk dedikasikan award untukmu dalam blog-ku

goresan pena mengatakan...

hei...hm, dirimu lagi ga ada ide yah...? hehehe, aku ini asal nuduh aja yah..
tapi, tak seperti tulisan sebelumnya, aku tidak menangkap apa2 dalam tulisan ini.
apakah ini hanya amarah saja?
mungkin bisa bantu aku dalam memahami posting ini? trims sebelumnya...

Djoko Wahjuadi mengatakan...

...mbang...mbang, whua..ha..ha..ha siapa nih yang sedang jadi obyeknya ???

Anonim mengatakan...

mengiris...keren2 puisinya ya.

entah darimana aku terdampar disini, di tmpt tetangga, org medan pulak, trus namnaya timur matahari mirip2 my buddy mataharitimoer hehe :D salam kenal ya.

budi maryono mengatakan...

aku suka "frasa" MENAMPARKAN DIRI itu... Sippp...

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk erik
trims mas apresiasinya..

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk tedhdhie

trims apresisasinya.. dan blognya juga sudah aku link..semoga bisa berkawan

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk multama Nazri

thanks bang.. selamat ya.. semoga kreatifitas nya terus hidup... dalam puisi abang aku gak pernah temukan tulisan cinta untuk yang dirumah.. ledakkan bang... mungkin beliau menjadi inspirasi tanpa henti..

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk Goresan Pena..

mbak.. jujur aku begitu kagum dengan kejelian mbak dalam memahami dan memaknai sesuatu.. saya masih ingat mbak yang pertama kali mengenal blog barunya mas djoko wahjuadi.. dan kali mbak juga yang memfinalti saya dengan ketidakakuan saya di tulisan ini..
ini bentuk lain eksplorasi ide mbak.. saya hanya mencoba.. merangkaikan kalimat ini dengan bahasa dan kata yang hanya "mengintip".. tidak langsung menampakkan diri,, namun saya merasa kesusahan.. jujur saya awalnya tidak berani memposting tulisan ini.. tapi saya pikir dengan seperti ini saya dapat belajar..

cerita tulisan ini saya dapat dari berita koran,, tentang seorang istri yang cemburu dan membunuh suaminya kerana suaminya ketahuhan menjalin hubungan kembali dengan istri pertamanya.. he..he.. jadi seperti ini deh..

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk djoko wahjuadi

ini cerita tentang seorang istri yang tega membunuh suaminya karena ketahuan menjalin hubungan kembali dengan istri pertamnya..

tapi saya fokuskan di amarahnya.. mustahil dia tidak mencintai suamniya tersebut,, tapi hilang dan musnah sejenak dibawa benci dan cemburu

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk meiy

thanks apresiasinya.. semoga bisa berkawan

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk Bulan Luka

trims apresiasinya.. semoga saya bisa belajar lebih banyal lagi.. termasuk dengan kunjungannya,,

Anonim mengatakan...

senang kerna setiap kali ke sini selalu disuguhi puisi dengan kata2 yang penuh makna... sukses terus ya, berpuisinya...

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk Caroline Sutrisno
Sering-seringlah bertandang
masih ada ubi jalar dan keladi

goresan pena mengatakan...

sahabat ku Bambang...
ketahuilah, aku tak bermaksud memfinalti, hanya berusaha jujur dengan apa yang kurasakan saat membacanya.

sedikit ide; bagaimana kalo' tulisan ini diproduksi lagi, tapi, tidak dari sudut pandang si obyek, melainkan dari sudut pandangmu sendiri.
percayalah, pasti lebih greget...
aku yakin kalo' dirimu yang menuliskannya...

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk goresan pena :
aku terima tantanganya mbak..
aku juga sadar.. ternyata tidak mudah mengeksploirasi diri ke dalam bentuk2 baru.. sekalipun aku tidak jenuh dengan itu..
terima kasih masukannya mbak