kusinggahi nafasmu yang tersedak
kutiupkan cinta ke ubun-ubunmu
kutarik-tarik senyummu dalam dekapanku
lalu kuputar asmara dalam perladangan yang tlah kubentang
sampai semua kutanam
sampai semua kusiram
sampai semua kupupuk
sampai semua kusiangi
kutanam ketanah terdalam sampai meliuk liuk ia di hatimu
hingga akarnya menancap dalam nyawamu
kusiram sampai basah kuyup rindu bahkan membadai
sampai tak gersang oleh kering kerontang selama musim
kutabur pupuk dengan melodi alam
mendentumkan irama tawa dan tangis yang membenarkan ketulusan
kusiangi sendiri dengan kebisaan dayaku
hingga tak rimbun oleh kekosongan dan duka
{Dipanegara, 30April2008.......22.10 Wib}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar