7.31.2008

Episode hidup ........................

Ketika usiaku bertambah, tapi aku bukan tawa yang renyah ketika kesakitan-kesakitan lain menjarahku, aku hampir lupa bermain dengan hidup ku, karena terlalu lama hidup menyita waktukku untuk mempermainkan ku, bahkan aku lupa untuk sedih, kerena tanpa kuingat pun, sedih akan tetap ada, sampai aku menemukan hari, hari yang tidak akan pernah aku tahu kapan akan tiba.hari yang akan selalu aku tunggu, aku harap dan aku impikan, ataukah setelah aku menyandang gelar sarjana mudaku, atau ketika aku telah menjadi menanatu untuk mertuaku, atau ketika aku telah menjadi direktur eksekutif instansi swasta terkenal, sekolah diluar negeri, meraih predikat master dan doctoral, atau ketika anakku lahir, besar, aku didik, lalu anakku menjadi seperti apa yang aku harapkan, sampai dia menjadi lebih besar, lebih tenar, lebih merasakan kesuksesan dari kesuksesan ku, aku takkan pernah tau itu, kata orang hidup adalah proses, tapi aku masih ragu, mengapa proses yang aku jalani berbeda dengan proses orang lain, mengapa proses hidupku harus lebih sulit, sementara orang lain melewati proses ini lebih mudah, lebih tenang, dan lebih untuk semua fasilitas, lebih untuk keberadaan financial, lebih untuk kenyamanan hidup. Semakin aku memikirkan itu, semakin tersendat proses yang aku lewati, toh waktu ternyata terus berputar, waktu terlalu egois, waktu terlalu enggan untuk menunggu kesiapan ku, sampai akau benar-benar siap, siap untuk menapaki hidup yang setapak demi setapak akan kujalani,terus melangkah tapi terus tersendat.

Awalnya perlu kusampaikan, sekalipun aku hanya diam, tapi biarkan ada yang tahu dengan diamnya aku, karena terlalu rapuh ketika aku menceritakan ini, terlalu.. luka yang kurasakan begitu perih. Sampai perihnya aku nikmati dalam diam ku sendiri.. aku mulai berjalan sekalipun kupaksakan untuk berjalan, terus aku melangkah. Dan tiba-tiba.. tanpa sadar, tanpa aku pernah siap, tanpa pernah aku berusaha memikirkannya, sekalipun itu akan hadir bagi setiap manusia yang berkesempatan hidup dimuka bumi ini.

Sebelumnya pernahkah ada malam dibalik malam, adakah suara hati dibalik desakan pilu dalam kelaparan, kebingungan dan katiadaan toleransi, adakah kesakitan dan kesakitan dan kesakitan yang memilukan yang pernah mampir dalam rentang waktu yang menemaniku, sebelumnya mungkin tidak ada, tapi sekarang aku percaya.. ketika aku merasakan kesakitan, kebingungan, ketiadaan, aku percaya. Sekali lagi.., ketika usia menempah ku dalam kurun yang hitam, era yang legam, dan dalam lumuran kesakitan-kesakitan yang datang silih berganti, ternyata aku sedang berada dalam tahapan hidup yang paling menentukan.. yakni tahapan untuk selalu menghargai kehidupan itu sendiri.

Tidak ada komentar: