9.02.2008

Salam dari Kubur

Api kurendam ditanah basah
lalu ada nisan patah
aku masuk tersudut diliang kubur
bersemedi hening takjub
ada cemeti membara
sang penggenggam yang angkuh
bersedih melihat kekakuanku
tak ada yang mampu ku tasbihkan
aku gugup tuhan
hanya itu
aku mengingat tuhan
hanya untuk itu
Sang Pengadil menggumam
anak manusia yang durhaka
terlalu melelahkan untuk dosa yang berkeping2 dan membatu
Melukiskan suasana untuk kuceritakan pada sahabat lama
anggap saja mencekam seperti palestina
bukan...
tapi sangat lebih dari itu
kesakitan yang paling sakit
dalam kebingungan yang paling membingungkan
ajal......
yang selama ini hanya seperti iklan
datang dan pergi
tak pernah menggetarkan hidup yang rapuh akan pahala
ternyata telah singgah di halamanku
gundukan tanah ini
kain putih yang menyesakkan
keranda yang menggigit
kami berkenalan
sementara diluar sana banyak isak yang mencemoohku
pengadilan ku tiba
aku tersudut
aku terapung
aku membara
dosa menemaniku
amal tersingkir dalam kelompok yang termaginalkan
peluh membisikku
berteriakpun kawan takkan iba Tuhan melihatmu
dunia yang terisi dengan kesia-kesiaan
tak pernah seimbang hidupmu sobat
ungkap jiwa ku dengan kasar
kulihat mataku
menghina sinis
kudengar telingaku
ada penyesalan
kujamah tanganku
dia pergi
apalagi hatiku
telah memutus hubungan dengan segalanya tentang aku
sedihku semakin sedih
takutku semakin takut
sadarku datang
bermimpi saja aku sudah mati

14 komentar:

OMONG-OMONG SASTRA mengatakan...

aku kagum dengan semangatmu.

salam,
M.Raudah Jambak

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

trima kasih bang
apresiasi yang istimewa
selamat menunaikan ibadah puasa ya bang
semoga kita bisa berdiskusi

Anonim mengatakan...

whaaaaaa
bagus bangetz
sebuah kisah pencarian, mungkin dari pengalaman?

salam kenal ya
mas, tukeran link mau ga?

Anonim mengatakan...

astagfirullah aladzim, baca judulnya gw udah merinding, salam dari kubur... -_-"

tapi bagus koq k, saya jadi ikut instropeksi diri, thanks ya!!!

Anonim mengatakan...

Salam kenal mas bambang,
Matur Suwun sudah mampir ke blog aku yang tak seberapa itu :D
Mantapp Tulisannya...Inspired banget. Keep it up mas

cheers,
Joe Sitohang

Anonim mengatakan...

judulnya sereeeem

Jenny Oetomo mengatakan...

Mumpung masih menghirup udara segar dan bulan puasa mari kita cari bekal untuk kemudian hari

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

mas bayu :
pengalaman pribadi sih tidak. tapi saya cuma berimajinaasi mengalaminya.. makanya cuma sebatas mimpi.. he..he..
trims mas apresiasinya.. boleh mas.. ntar saya simpan linknya ke blog mas...

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

bang joe sitohang :
trims apresiasinya bang...
semoga kita bisa berdiskusi

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk cena :salam kenal ya
thanks banget apresisasinya
tika tukaran link ya
ohya selamat menunikan ibadah puasa ya

Anonim mengatakan...

Jangan sedih lagi ah!... Jadi ingat ebiet dengan camelia 4-nya

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

buat mas andy
trims apresiasinya

goresan pena mengatakan...

pernah kah merasa mati?
tidak kan..?
kita tak perlu berandai-andai..karena yang bisa merasa sakit, cemas, bahagia, takut, terluka, malu...semua itu hanya bisa dirasakan oleh manusia. yang masih hidup.
benarkah akan seperti itu yang kita rasa saat mati? benarkah?yakinkah itu bukan penilaian yang sangat pribadi?
benarkah roh juga masih bisa berbicara?

hm, aku khawatir ini akan menjebak kita.

menurutku, perlu pemahaman yang lebih luas mengenai kematian.

teman, pernah di tampar?
walau kita tahu pasti rasanya sakit. tapi sangat berbeda, antara pernah merasakan di tampar dengan hanya melihat.

hehe...ini hanya tanggapanku mengenai tulisan mu..
ini apresiasiku, yang tentu saja merupakan bentuk penghargaanku.
fahami dengan sederhana yah teman...

goresan pena mengatakan...

pernah kah merasa mati?
tidak kan..?
kita tak perlu berandai-andai..karena yang bisa merasa sakit, cemas, bahagia, takut, terluka, malu...semua itu hanya bisa dirasakan oleh manusia. yang masih hidup.
benarkah akan seperti itu yang kita rasa saat mati? benarkah?yakinkah itu bukan penilaian yang sangat pribadi?
benarkah roh juga masih bisa berbicara?

hm, aku khawatir ini akan menjebak kita.

menurutku, perlu pemahaman yang lebih luas mengenai kematian.

teman, pernah di tampar?
walau kita tahu pasti rasanya sakit. tapi sangat berbeda, antara pernah merasakan di tampar dengan hanya melihat.

hehe...ini hanya tanggapanku mengenai tulisan mu..
ini apresiasiku, yang tentu saja merupakan bentuk penghargaanku.
fahami dengan sederhana yah teman...