11.23.2009

untuk Jalan yang sedang dibaca

kita berangkat sebelum hutan-hutan dinyalakan matahari, kau berjalan berjingkat menahan gemetar dagu. aku tidak terlalu berharap engkau akan gembira dengan tempat yang akan kita tuju, sengaja aku tidak memberitahumu.

dan sekarang saatnya kita pulang sebelum hutan-hutan dipadamkan malam, kembali kulihat kau berjalan tertatih memanggul peluh, aku tidak terlalu berharap engkau akan akan gembira dengan tempat yang akan kita tuju, sengaja aku merahasiakan padamu.

mungkin esok di layar televisi,
mereka akan membaca kita sebagai sajak indah
tentang sepetak sawah di halaman rumah tidak berjendela

3 komentar:

burahol mengatakan...

mantap.. terus berkarya bung !

Anonim mengatakan...

sepetak sawah di halaman rumah tidak berjendela..

ini yg bikin tambah keren ending nya :)

Kang Eko mengatakan...

aduh...selalu gak ada matinya kalimat2 mu...