6.18.2009

Pada satu masa, aku bersama usia

Tak kusangka sangkakala itu ditiup dijantung senja purnama
ada rintih dari asbak-asbak masaku yang tidak lagi bundar tidak lagi satu
pat kulipat timbun ubanku yang rekah berpecah belah
berkamuflase menjadi sebatang rapuh

..................

anak-anak itu berlari bersama derik jangkrik
memecah lumpur yang menggumpal dalam celah mata paku
ini magrib kata, ini magrib masa dan ini magribku
sementara aku mengeruh, dalam renung tercekik

mana bagian tubuh ini yang tak berTuhan
biar kutanggalkan kuberikan kepada anjing

5 komentar:

Ligx mengatakan...

^_^

selalu ada rangkaian kata yang indah untuk dibaca dimana_mana

the green mengatakan...

diujung hidung sangkala tertiup
bahkan di nadi mendenging..


salam damai... TOP

Anonim mengatakan...

sob boleh minta saran dan msukan .....
wajib kasih saran dan masukan yah ....
dengan rasa hormat saya undang untuk mampir sejenak di alamat ini http://diningrat.wordpress.com/2009/07/05/persiapan-migrasi-ke-alamat-httpdiningrat-net/

Shir Cinta mengatakan...

manstap gan numpang sedot ilmunya yach gan

Infectious Diseases wallet mengatakan...

bagus, sayang dibagian akhir puisi ini ada kata2 yg kurang pantas dan tidak enak kalau dibacakan spt kata 2 "anjing".walaupun ini suatu pengungkapan thdp sesuatu penyesalan yg mendalam