ini kalanya terpinggir musim
kuyup bersama angsa pulang ke tepian
ikut terbawa permainan hujan
yang rintik di daun mata bersilauan
deras ia menindih mati kaki
lalu menghayut fikir yang terbentur jalan
oh.. aku yang merenangi nasib
kehilangan cara untuk bertahan
sementara aku berlabuh di lumpur
teruskanlah doa memapah harap
mungkin aku memilih jalan
dalam daratan yang tersisa
12 komentar:
aku copy puisi abang ni ya,
aku post di blog ku,
boleh kan ???
gak boleh juga akan tetap kuambil,
hehehehe...
(dijaga ke originalannya)
-peace-
salut.. mantap x lae tulisanmu.. bebas, brani dan liar
cara untuk bertahan ada di setiap persimpangan
yang menciptakan bimbang dan perih
adalah gencar matahari yang menuntun kita
agar tetap mampu memilin dan memilih
danau seperti apa yang mengapungkan asa
hmmm...saya suka puisi2 di blog ini
aduh musiknya bikin saya ingat sesuatu..
cahaya matamu..
sebuah laguyang indah, asik bertandang ke sini..
lain kali, saya pasti baca2 dan mengapresiasi lagi, main juga ke rumah saya...di http://sketsabajang.co.cc
salam kenal ya..
salam hangat selalu
salam,sobat.
saya link blg ini.
jika keberatan,khabarkan saja ya :)
salam,sobat.
saya link blg ini.
jika keberatan,khabarkan saja ya :)
untuk adinda Fai :
silahkan.. tidak mengapa,.. ini semua bwt kita..
untuk ARIEF FIRHANUSA:
thanks mas.. persimpangan itu telah memberi pengertian tentang jalan dan pilihan..
untuk irwan bajang:
trims kawan.. apresasinya.. saya pasti akan bertandang juga..
untuk Wahyudi My:
thanks kawan.. tidak mengapa.. nanti saya juga link balik..
ahh..
jalan kita masih panjang, bung..!
untuk Goresan Pena
benar kawan... masih sangat panjang
Posting Komentar