4.09.2010
dan perahu kertasku
kukayuhkan kepadamu syair perahu dari pelepah katamata dan aku ingin mengalamatkan kengen ini
dijantungmu. semalam saja mumpung hujan tak mengamuk seperti bulan kemarin yang selalu pucat
perahuku perahu kertas yang kutuliskan syair tentang kangen
ini kualamatkan kepadamu dengan mantra;
sampai bilakusampai makakusampai rindukutiba menaruh istilah.
bacalah sayang sesampai airmatamu menjenguk ketibaan yang tergesa
berlayarlah perahuku yah perahuku, lipatlah ombak dan angin menjadi pita rindu diburitan sajakmu
; aku menikam perasaan, hanya untuk bisa mengekalkan rindu kepadamu
bilapun sampai kepadamu malam ini segera kaualamatkan kepada kisah jika yang tiba dan pergi adalah kesemantaraan yang tak sempat kita tuliskan didalam catatan..
kesimpulannya hanyalah cara, dan betapa akhirnya adalah sesuatu yang tak mampu untuk kita maknai lebih dari sekedar kenang yang akan mengganggu malam ini dan malam berikutnya. sampai kita menyadari betapa rencana berhak menentukan apa yang terjadi atasnya. diluar pengaruh kau ataupun aku.
sampailah, biar kata bertegur sapa. tanpa kau ataupun aku yang menemani pertemuan
Medan/maret 2010
Bambang Saswanda Harahap
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
tulus ;)
lembut banget puisinya
Thx buat infonya gan.
mampir2 ke blog saya ya...
PoTHaTos
CIEEE... ^_^
apakah hidup menjadi lebih buruk saat semua dicukupkan
bahkan Muhammad pun menangis meminta keringanan
Maafkan mulutku yang lancang
karena udara begitu panas didepan...
nice poem bro, keep it like that...
hmmm... puisi yg bagus...
nice..
Posting Komentar