12.07.2008

Sumbang

terkutuklah
cinta yang berderak-derak di pangkalan telinga
mengingang laju kumuh
bersenggama hina kau bertanya pada sengsara

sepasang sekoci berlumur lumut
membatu bersama karang
daripada kau terjungkal ke lautan
mari kita eja perhelatan dengan semestinya

terkutuklah
cinta ditambah cinta menjadi sampah
terciumi sengatan membesarkan arwah di dalam kubur
sungguh..kuncilah hati sebelum kau terbawa digiling kunyah

peradaban kau gilir dengan martabat sumbang
kau gulai mentah dalam belanga kubangan air mata
mendidih jantung kesumat menatap mata tersumpal bara
jangan cinta kau ucap perlahan pada yang lapar di pesisir hujan

pejabat desa bersukutu dengan setan dengan tengkulak
merajai iblis dalam sumpah serapah memutar masa
duh..sampai setega ini cinta mereka simpan pinjamkan
terkadang gadai sudah dalam meja perjamuan bersama pimpinan setan

10 komentar:

Anonim mengatakan...

Pejabat desa yang koruptor ya..

Anonim mengatakan...

KORUPTOR

Anonim mengatakan...

dan tak kan kutinggalkan nada sumbang di sini

Anonim mengatakan...

kutunggu puisi yang lain

Anonim mengatakan...

enaknya diapain yah mereka ?

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk zulfahri:
lengkapnya atas nama cinta mereka menjajah..

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk budi tarihoran:
yah demikian adanya bang..
dengn cinta mereka menjajah

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk realylife:
trus mau di bawa kemana?

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk ino :
semoga puisi ku datang lagi setelah masa ini

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

untuk panda:
enaknya
DISADARKAN