4.16.2009

Ia yang Telah Menjadi "Jalan"

ini kisah nestapa pada tanah-tanah lapuk yang menjemput nyawa dalam raga terbawa gelap yang demikian basah
tanggul tua merebah di dini hari membawa aroma murka
membentang ia yang nyata menjadi tragedi dengan ruah setinggi teriakan menyembunyi azal
tiada bisa... peran-peran itu hilang sekejap menjadi diri-diri yang tiada

apapun dia dari kejauhan sudah terlihat menjadi masa yang tertinggal diam
sajak-sajak terbit kehabisan bahasa sebab kata yang selalu berduka
doa dan lantunan ampunan pertaubatan menjadi pengisi penutup kisah
sungguh demikianlah yang tergerak dari mulut ahli musibah

perenungan itu tampak jelas
dimana Tuhan membagikan teguran dalam air yang semula tenang
situ gintung
telah menjadi "jalan"


(dimuat di Tabloid Mahasiswa Suara USU edisi 69/XIV/April 2009)

Tidak ada komentar: