5.16.2009

JUDUL

meskipun datang badai menggulung malam
tentu bukan aku atau kau yang menjadi pagi
debur mendentum dada kelam
sunyi menggelar sengketa hati

dan kita asing, terpaku meratap akan tanya
sampaikah jiwa pada puncak peretas mimpi?
dimana sumpah dan peluh tlah terkuras dalam
malam membungkus kita kawan,
di batas sadar dan resah,
segala berlalu!

dalam sepucuk sajak cinta berbungkus debu
kau selipkan ragu yang membaru,
tanyamu,
dalam keakuan yang tak putus menjunjung sedih.
kukatakan saja dari sini aku akan lebih hidup
cukup hanya dengan mengenangmu,
; sebagai nyala yang tak padam

dingin semakin merasuk, gigil membuncah sunyi
malam beku! Selimut sajak mempertebal rasa,
kita masih terjaga





* Apresiasi untuk kawan
MH Poetra
Mari kita yakini.. kita adalah perang dalam perang.. dan kekuatan itu adalah diri kita sendiri

1 komentar:

ZULKIFLI BIN MOHAMED mengatakan...

Salam kunjungan saudara Timur Matahari,

apa lagi jawabnya, bila apa yang kita cuba miliki bukan untuk kita saudaraku (?),

lantas puisi hadiah untuk dua keping hati yang telah digurisi waktu...