7.22.2011

Cerita www.letterater.com, Bagaimana ini dimulai

Diskusi itu kadang panjang sampai dinihari, semua dilalui dengan mencuri kesempatan, menertawakan kegagalan dan bermimpi suatu saat nanti bisa menelpon orang-orang yang kita cintai dari menara eiffel.

tetap kami harus katakan. bermimpi adalah pekerjaan gratis yang tidak menguras tenaga. dan darisana semuanya berawal.

aktifitas kami di kota ini sama seperti aktifitas mahasiswa kebanyakan. tidur larut malam dan kadang sampai pagi. kemudian siang harinya kami selalu kalah bangun dengan matahari.

Selayang 4a setiabudi medan

di rumah ini ide kami besarkan, mulai dari rencana gila untuk mengakuisisi google dan facebook sampai berencana beternak semut dan mengirimkannya ke berbagai kantor pemerintah.

rumah kontrakan kami memang tergolong unik, di kota medan yang serba padat ini kami tinggal di pinggiran sawah. suasana sunyi dan tetangga yang bersahabat. ini semua menjadi vitamin tersendiri untuk perkembangan ide yang biasa dimulai dengan celetukan dan canda yang kadang terkesan berlebihan.

www.letterater.com kemudian digagas dan dimulai. jreng..jreng..jreng

tarara..!!

mulailah kesibukan itu berlipat ganda, fokus dan kosentrasi dikuras habis. aktifitas semakin padat. ide yang semula terpacah menggumpal menjadi gumpalan padat yang disiap untuk digulirkan kapan saja.

konsep yang dibuat seolah-olah seperti merancang sebuah negara. detail visi yang dikembangkan secara terus menerus juga mulai menuntut keseimbangan. tiada hari tanpa layar komputer, surat menyurat, berkunjung ke kantor apa saja, bertemu siapa saja dan mencari kesempatan untuk menyampaikan visi ini sehingga orang sekitar kami mengerti kalau ide ini digarap bukan sekedar iseng dan mengisi waktu luang.

7.18.2011

Mahasiswa Medan Ciptakan Jejaring Sosial Imbangi Facebook

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sukses jejaring sosial, facebook dan twitter menjaring para user di seluruh dunia, ternyata mengilhami anak Medan untuk menciptakan sebuah program yang mirip seperti dua jejaring tersebut.
Bedanya, program yang diberi nama letterater, dominan ditujukan kepada para user yang hobi menulis sastra seperti puisi, cerpen, dan esai.

Seperti yang diutarakan Bambang Saswanda Harahap, yang mempunyai konsep bahwa dirinya melihat kelemahan facebook dan twitter semua orang boleh menulis tanpa ada batasan konten sama sekali.

Yang hasilnya, kualitas dari isi konten bisa dibilang tidak ada sama sekali dan lebih dominan hanya untuk prestise pengguna belaka.

"Sebenarnya yang memiliki konsep website jejaring sosial ini ada dua orang. Saya dan Palit Hanafi Lubis, yang saat ini masih berstatus mahasiswa S2 komputer Universitas Sumatera Utara (USU), Ujarnya.

"Kami juga mengajak tiga orang adik kelas kami untuk ikut merancang skema website ini antara lain Bambang Riyanto dan Rodiyah yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa sastra USU serta Joshua dari kampus IBBI Medan jurusan komputer."

"Jadi sebenarnya kami ada lima orang," ujar angkatan 2006 Fakultas Sastra USU jurusan Perpustakaan yang sampai sekarang belum menyelesaikan skripsinya, Rabu (13/7/2011).

Ditemui Tribun di satu kafe kawasan Jalan DR Mansyur Medan, ia mengatakan www.letterater.com, sebenarnya formatmanya sama seperti jejaring sosial lainnya.
Bedanya mereka mencoba mengarahkan untuk user lebih bijak menulis apa saja di dalam dinding websitenya.

Misalnya, terdapat tab (pilihan halaman website) yang mereka ciptakan bernama puisi, cerpen, resensi film, resensi buku dan esai.

Editor: Anwar Sadat Guna | Sumber: Tribun Medan